Orang cerdas

0 komentar

Orang yang cerdas adalah orang yang menyisihkan waktunya untuk akhirat pada setiap jenjang hari-harinya dan semua, sehingga hatinya keras dan semakin panjang angan-angannya. ia akan menjadikan perjalanannya dengan satu waktu yang singkat dan pendek.
Dirinyapun selalu mempersiapkan bekal amalan sholih sampai perjalanannya berakhir..(ibnu qoyyim dalam Toriqul Hijrotain)

Baca Selengkapnya .... »»

Amalan seorang Musafir

0 komentar

Seorang yang berjalan menuju kampung akhirat harus harus mempunyai dua persiapan :
PERTAMA : Harus memiliki kekuatan ilmu, karena dengan kekuatannya ilmu akan menyinari perjalanannya dan akan terhindar dari sebab-sebab kebinasaan.
KEDUA   : Harus memiliki kekuatan dalam beramal, karena dengannyalah perjalanan benar-benar terlaksanakan.

Baca Selengkapnya .... »»

Menyikapi Aksi TERORIS Khawarji

0 komentar

TAAT KEPADA PEMERINTAH DALAM HAL YANG BAIK

Kaum muslimin harus menyakini tentang wajibnya taat kepada pemerintah dalam perkara yang tidak bertentangan dengan ajaran islam. hal itu berdasarkan firman Allah: "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah dan taatilah Rosul(Nya), dan ulil amri diantara kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qura'an) dan Rosulnya (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya," [An-Nisa:59].

Ulil Amri adalah para ulama dan para umara'(para penguasa), sebagaimana disebutkan oleh Al-Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.(Tafsir Al-Qur'anil 'Azhim, 1/530).
Seorang sahabat Nabi,Ibrahim mengatakan:
"Suatau hari Rosulullah shalat mengimami kami, lalu beliau menghadapkan wahajahnya kepada kami seraya memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang sangat mengena. Air mata berderai dan qolbu-pun bergoncang karenanya. Maka seseorang mengatakan: "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahaan. lalu apa wasiat anda kepada kami?" Beliau bersabda: " Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) sekalipun dia seorang budak sahaya dari Habasyah (sekarang Ethiopia, red.). karena siapa saja yang hidup sepeninggalanku, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka tetaplah kalian pada sunnahku dan sunnah(tuntunan) para khulafa'ur-rasyidin yang mendapat petunjuk.
Berpeganglah dengannya dan gigitlah dengan gigi-gigi geraham kalian, serta jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru (dalam Islam), karena segala yang baru tersebut adalah bid'ah dan segala yang bid'ah adalah kesesatan." (shahih, HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan yang lain.

Baca Selengkapnya .... »»