Ia Hadir untuk Dicintai

0 komentar

            Jika masih tertahan kelopak mata ini untuk tetap terbuka hingga larut, atau saat terjaga di pertengahan malam selalu saya sempatkan untuk menyambangi kamar anak-anak. Saya hampiri dan tatap wajah mereka bergantian sambil menghalau nyamuk yang hinggap ditubuh mereka. Wajah indah yang terlelap itu menyibakkan kejujuran dalam hati, bahwa mereka hadir sebagai amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Mereka ada untuk dicinta.Terbayanglah kekesalan yang hampir tercipta akibat perbuatan dan tingkah nakal mau pun pembangkangan mereka siang tadi. Terlintaslah amarah yang nyaris meluap saat mereka tak mendengar perintah mau pun ketika peraturan terlanggar. Beruntung kekesalan itu hanya sempat mampir di kepala dan tak sampai keluar makian kasar yang pasti akan melukai telinga mereka.Bersyukur amarah ini tak sekali pun sempat membuat mereka melihat saya seperti monster yang menakutkan.
          Mereka hanya anak-anak yang sangat pantas dan bisa sangat dimaafkan ketika berbuat kesalahan. Jiwa mereka masih sangat rapuh untuk menerima kalimat dan perilaku kasar orang tua hanya karena kesalahan kecil yang mereka pun mungkin tak sadar kalau itu benar-benar sebuah kesalahan.Bisa jadi letak kesalahan justru terletak pada orang tua yang terlalu kaku membuat peraturan, mengekang kebebasan mereka sebagai individu yang meski masih kecil tetap saja seorang manusia yang berhak dan bebas memilih untuk melakukan yang terbaik menurut mereka. Tugas orang tua bukan melarang atau memerintah, tapi lebih kepada mengarahkan agar mereka tetap berada pada jalur yang sebenarnya. Menatap kembali wajah-wajah bersih itu dalam tidur mereka yang mungkin sedang memimpikan Ayah dan Ibu yang tengah menimang dan membuai penuh kasih, tergambar jelas tak sedikit pun ada dosa di diri mereka. Kalau mau menghitung-hitung, jangan-jangan justru kita lah yang lebih banyak berbuat kesalahan terhadap mereka dibanding jumlah kesalahan kecil mereka.Saya teringat banyak kejadian di luar. Misalnya ketika di sebuah angkot seorang ibu memaki anaknya yang masih berusia empat tahun -dari posturnya seukuran anak saya- dengan kalimat yang sangat belum waktunya anak sekecil itu mendapatkannya. Belum lagi tempelengan yang sempat mampir di kepalanya. "goblok lu ya, kalau jatuh mampus luh," hanya karena ia sempat melongok kearah pintu angkot.
           Sebuah kesalahan kecil yang mestinya bisa disikapi lebih bijak dengan sebuah nasihat lembut. Atau ketika isteri saya bercerita tentang seorang ibu dari teman sekolah anak kami di TK. Anaknya terjatuh saat berlari, "Nyungsep sekalian biar bonyok tuh muka. Udah dibilangin jangan lari," itu pun masih ditambah satu tamparan di kepala. Yang pasti itu tak meredakan tangis si anak, bahkan membuat memar di lututnya semakin perih terasa hingga ke hati.Mengusap bulir keringat di kening mereka dan membelai rambutnya saat tidur membuahkan pertanyaan di benak ini, haruskah bintang-bintang sejernih ini mendapatkan perlakuan sekasar itu? Lihat saja senyum mereka saat terlelap, dan dengarkan hati mereka bernyanyi dalam mimpi. Anda akan mendengarkan nyanyian riangnya jika Anda memperlakukannya sepanjang hari seperti halnya Anda tengah menciptakan sebuah mimpi indah untuknya. Namun jangan terperanjat ketika tengah malam tidur Anda terusik saat ia mengigau dan berteriak ketakutan. Hanya rintihan yang bisa terdengar dari mimpinya karena sepanjang hari ia hanya mendapatkan kecemasandan ketakutan dari kalimat kasar, delikkan mata dan ayunan keras tangan Anda ke tubuh mereka.Tak seekor nyamuk pun pernah saya persilahkan untuk menyentuh setiap inci kulit mereka. Lalu kenapa masih ada yang tega mencederai anak-anak, padahal dalam berbagai dongeng mereka selalu mendengar bahwa yang kasih dan cintanya tak terbanding itulah Ayah dan Ibu.
           Coba sentuh dengan lembut wajah halusnya saat tidur, itu akan membuatnya bermimpi indah seolah tengah terbaring di pangkuan bidadari. Anak-anak tak pernah membenci orang tuanya, bahkan saat mereka mendapatkan perlakukan kasar dari orang tua pun, tetap saja nama Ayah atau Ibu yang mereka panggil saat menangis. Anak-anak tak pernah berdosa terhadap orang tuanya, justru kebanyakan orang tua yang berdosa kepada mereka dengan makian kasar dan pukulan menyakitkan. Anak-anak tak pernah benar-benar membuat orang tua kesal, orang tua lah yang teramat sering membuat mereka kecewa mendapati Ayah dan Ibunya tak seindah syair lagu yang selalu diajarkan guru di sekolah.Ah, kadang orang tua baru menyadari bahwa anak-anak hadir untuk dicinta saat ia terbaring lemah di salah satu tempat tidur di bangsal anak-anak. Atau ketika Tuhan mencabut amanah itu dari kita. Menangiskah kita?
(Diambil dari Inspirasi pagi Imelda FM

Baca Selengkapnya .... »»

"PILIHAN CINTA"

0 komentar

Terkadang kita mendapatkan cinta yang terduga, dengan cara mencintai orang yang sangat berbeda satu sama lain.. ada yang ingin memiliki, ada yg cukup hanya melihat dari jauh, ada pula yang ingin membuat cintanya bahagia... apapun itu, memang itulah cinta....
Bagaimanapun kau mencintai, memang itulah hak yang kau miliki... Hanya satu hal yang perlu diingat...renungkan dan pikirkanlah..
Apakah caramu mencintai, adalah yang terbaik bagi yang kau cintai? Sebelum kau berkata "inilah yang terbaik yang bisa kulakukan." atau kau berpikir "aku melakukan semua ini untuk dan demi dia ?"
Jangan kau pertaruhkan cinta dan perasaanmu Untuk suatu pikiran yang sombong dan sok tau Dimana terkadang kau akan mendapatkan akibat penyesalan Yang menyakitkan dan menyesakkan dada
Bila kau bicara tentang perjuangan cinta Jangan pernah membandingkan perjuanganmu dengan yang lain.. Boleh saja kau melihatnya sebagai contoh Namun jangan melihatnya sebagai patokan. Karena perjuanganmu, adalah perjuanganmu.. Ceritamu adalah ceritamu...
Kau akan merasa lebih berharga Ketika kau telah menyelesaikan satu bab lagi dalam buku kehidupanmu Apapun hasil cintamu, Anggaplah sebagai satu lagi pengalaman hidup yang kau punya Entah yang mengalir air mata bahagia, atau tetesan penderitaan, Paling tidak, kau mendapat satu warna lagi di kehidupanmu..
Jangan pernah ragu untul menangis, nikmatilah penyesalan, Karena hidup ini memang hasil dari pilihanmu sendiri... Air mata, bagaimanapun bentuknya...Mencerminkan ketulusan jiwa yang sangat berharga... Tiap tetesan seharusnya mencerminkan kejujuran yang tiada tara...
Maka jangan pernah kau remehkan air mata.. Karena ada saatnya dia kau butuhkan untuk melanjutkan hidup...
Indahnya hidup, Bukan didasarkan pada berapa banyak kebahagiaan yang kau raih Atau berapa banyaknya pengalaman mencengangkan yang kau punya Indahnya hidup, Adalah dimana kau merasakan dan bisa menghargai apa yang ada...Mencoba meraih apa yang bisa dan ingin kau raih...
Melangkah di tiap-tiap cobaan dengan tabah Dan bila kau beruntung, Mendapatkan apa yang dinamakan cinta dan ketulusan sejati dalan hidup....(Di ambil dari Inspirasi pagi Imelda FM.)


Baca Selengkapnya .... »»